Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar kripto secara mayoritas kembali merana pada perdagangan Kamis (9/5/2024), di tengah gelombang pasokan senilai miliaran dolar yang dapat menunda pemulihan kripto.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 14:50 WIB, Bitcoin terpantau melemah 1,43% ke posisi US$ 61.395,76 per keping. Sedangkan Ethereum juga terkoreksi 0,4% menjadi US$ 2.989,63 per keping.

Sementara untuk koin BNB, Toncoin, dan Cardano pada hari ini terpantau menguat masing-masing 3,23%, 7,01%, dan 3,73%.

Dalam sepekan terakhir, kripto utama masih mencatatkan penguatan, dengan Bitcoin masih melonjak 6,44%, Ethereum melesat 2,14%. Sedangkan Toncoin yang paling kencang penguatannya dalam sepekan terakhir yakni mencapai 26,74%.

Berikut pergerakan kripto pada hari ini.


“Pembukaan token senilai hampir US$ 2 miliar secara cepat selama sepuluh minggu ke depan dapat menurunkan pasar altcoin,” kata perusahaan analisis kripto 10x Research mencatat dalam laporan Rabu kemarin, dikutip dari CoinDesk.

Pembukaan token dalam jumlah besar di kripto biasanya merupakan peristiwa bearish, meningkatkan pasokan dengan mendistribusikan aset yang sebelumnya terkunci dalam kontrak vesting kepada anggota tim, organisasi, dan investor awal termasuk perusahaan modal ventura.

Bitcoin senilai lebih dari US$ 11 miliar akan didistribusikan kepada kreditur program pertukaran kripto Gemini’s Earn dan pasar kripto Mt. Gox yang sudah lama tidak beroperasi.

“Bulan-bulan ke depan akan dicurangi untuk melihat gelombang FUD kripto lama yang bagus,” kata Lunde, merujuk pada akronim kripto populer untuk ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan, dilansir dari CoinDesk.

Selain itu, investor yang masih menimbang waktu pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) membuat mereka belum enggan untuk kembali memburu kripto. Apalagi, kepastian kapan turunnya suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang belum terlihat membuat penguatan kripto cenderung tertahan.

Sebelumnya, Presiden The Fed Boston Susan Collins mengatakan, kebijakan suku bunga The Fed kemungkinan perlu tetap pada level saat ini sampai inflasi bergerak ‘berkelanjutan’ menuju target bank sentral sebesar 2%.

Namun, ia menekankan perlunya ekonomi AS untuk mengalami moderasi lebih lanjut untuk mengurangi tekanan harga yang diperkirakan akan terjadi di bulan-bulan mendatang.

“Ini akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya untuk mengembalikan inflasi ke tingkat target Fed sebesar dua persen,” ucap dia.

Meski begitu, investor masih memperkirakan bahwa pemangkasan bakal terjadi di pertemuan September. Berdasarkan perangkat FedWatch CME Group, para pelaku memperkirakan 65% peluang The Fed memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin (bp) pada September, naik dari sekitar 54% pada pekan lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Perusahaan Investasi Warren Buffett Cuan Banyak dari Bitcoin Cs


(chd/chd)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *